Minggu, 01 April 2012

Janji Tak Semudah Makan Roti

Janji, tak semudah makan Roti
Tak hanya mengunyah dengan Gigi
Yang bisa dengan santai dinikmati

Janji....
Bukan Gigi yang memiliki
Tak perempuan atau lelaki
Bisa jadi patah hati

Kukira diri tak akan sepi
Ribuan janji yang akan ku tepati
Berlayar, menebar pesona diri
Yang berakhir, harus makan Hati.

-JANJI HANYA AKAN MEMBUAT DIRI SERASA MATI
DITUSUK RIBUAN DURI
IRONI DAN TRAGEDI SELALU MENGHAMPIRI
HINGGA TAK JUA KAU AKAN MENANTI-

(@rsa_adi)

Rabu, 28 Maret 2012

Apa Arti HIDUP INI ??

Hidup...
Apa arti dari hidup ini, jika semua tertutup
Tak ada lagi yang bisa ku hirup
Tak jua hati yang cukup

Hidup...
Tak mungkin ku hanya terduduk
Terdiam, terpana, tak ada yang tertuju
Hingga ku rapuh ditelan sang waktu

Oh TUHAN....
Mungkinkah ku akan bertahan?
Dengan segala cobaan yang kau berikan ?
Bersama sejuta rasa yang tak terbantahkan ?

Tapi ku tau engkau, oh TUHAN ....
Kau maha pemberi jalan
Tak ada kekecewaan yang kan kau berikan
Walau diri ini sangat terhinakan



(RSA_149)


Kamis, 13 Mei 2010

Puisi Renungan Diri

HANYALAH HARI INI
Rahman Saputra Adiguna

Mungkin tak ada lagi hari esok untukku
Tak ada hal yang menjamin untuk hari esok
Semua yang telah ku alami kemarin
Akan menjadi bagian sejarah dalam hidupku

Mengetahui masa depan, aku tak mampu
Merubah masa lalu, tak mungkin bagiku
Yang kumiliki hanyalah hari ini
Dan pasti akan menjadi kenangan dalam hidupku

Aku harus memanfaatkan masaku dengan bijak
Yang kelak akan lenyap untuk selamanya
Menjadi bagian dari sejarah

Ku harus menghibur mereka yang bersedih
Ku akan menemani mereka yang kesepian
Ku harus membangkitkan api yang padam

Kesalahan yang aku lakukan hari ini
Tak dapat ku rubah menjadi kebaikan
Kebahagiaan sejati yang gagal ku bina
Mungkin tak dapat ku upayakan lagi

Milikku, hanyalah hari ini
Dan kelak akan menjadi sejarah

Ya Allah...!
Terimakasih atas semuanya
Atas hari ini
Yang kau karuniakan kepadaku...

Rabu, 12 Mei 2010

Puisi

Kertas Berlambang yang Sia-sia

Terseok jalannya
Terseret gelap
Terpanggang haus

Wajahnya murung menyimpan rusuh
Pandangnya kosong menatap pepohonan yang berbaris teduh menaung jalanan

Mobil mewah berpacu
Gedung megah menjulang
Manusia sibuk dengan pribadinya
Semua asyik, semua sendu

Ijazah hanyalah kertas berlambang
Hasrat berkarya hanyalah impian
Cita-cita terbentur prialita

Hidupku.....
di manakah tempat bagiku....

Karya
Rahman Saputra Adiguna